Kona Electric yang Masuk Indonesia Tidak Termasuk Batch Produksi yang Kena Recall

Kona Electric yang Masuk Indonesia 

PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) sebagai Agen Pemegang Merek (APM) Hyundai di Indonesia memastikan bahwa Kona Electric yang dijual di Indonesia bebas dari recall.

GM Service Hyundai Motors Indonesia Putra Samiaji mengatakan, Kona Electric yang dijual di Indonesia diproduksi dalam periode yang berbeda dari unit-unit yang mengalami recall.

"Yang di Indonesia ini tidak termasuk dalam batch produksi yang di-recall," tutur Putra saat virtual Presscon,.

Hyundai Motor dikabarkan me-recall sebanyak 25.564 unit Kona Electric yang dijual di Korea, Amerika, Eropa dan China akibat risiko kebakaran sel baterai yang terjadi pada beberapa mobil awal Oktober lalu.

Menurut Kementerian Transportasi Korea Selatan, recall dilakukan pada mobil yang dibangun antara September 2017 dan Maret 2020.

Secara total, ada 13 insiden kebakaran yang melibatkan Kona listrik, termasuk masing-masing di Kanada dan Austria.

LG Chem, perusahaan yang memasok baterai Kona Electric, belum mengungkap penyebab pasti kebakaran.

Percobaan pemeragaan ulang yang dilakukan bersama dengan Hyundai tidak menyebabkan kebakaran, sehingga kebakaran tidak dapat dikaitkan dengan sel baterai yang rusak.

LG Chem menambahkan bahwa pihaknya berpartisipasi dalam penyelidikan dengan Hyundai untuk menemukan penyebab kebakaran.

Mobil listrik besutan Hyundai, yakni Kona Electric dan Ioniq Electric resmi diluncurkan pada 6 November 2020 lalu di Indonesia.

Keduanya berhasil mengantongi 100 pesanan dan konsumen harus inden hingga tahun 2021.

Managing Director PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), Makmur mengatakan bahwa kedua model tersebut akan tersedia kembali pada Januari tahun depan.

"Kebetulan EV (Electric Vehicle) keduanya inden, akan dateng lagi awal Januari 2021. Keduanya sekitar udah sampai 100 pesanan," tutur Makmur saat Mini Test Drive Palisade di Spark, Jakarta, Rabu .

Lebih lanjut, Makmur menyebut bahwa penerimaan konsumen terhadap produk mobil listrik Hyundai tak hanya di Jakarta.

Beberapa konsumen di kota besar lain juga cukup antusias untuk memiliki Kona Electric maupun Ioniq Electric.

"Penerimaannya ngga hanya di Jakarta, tapi juga di Cirebon, Makassar, Palembang cukup baik terhadap EV," terangnya.

Memasukkan produk kendaraan listrik ke pasar otomotif Indonesia merupakan strategi Hyundai untuk menjadi market leader di segmen EV.

"Kita masukan EV pertama kali, kita ingin menunjukkan kita leader dari sisi produk. Kita juga mau mengubah mindset orang Indonesia, bahwa Hyundai bukan hanya brand dunia, tetapi juga lokal brand karena nantinya ada pabrik yang akan memproduksi unitnya," jelas Makmur.

Platform Modular Listrik-Global barunya yang akan mendukung sejumlah besar kendaraan listrik dari Hyundai dan Kia.

Electric-Global Modular Platform (E-GMP) atau Platform modular ini dapat digunakan di sebagian besar segmen kendaraan, termasuk sedan, SUV dan CUV, serta telah direkayasa untuk menawarkan kinerja menikung yang sangat baik dan stabilitas berkendara pada kecepatan tinggi.

Ini juga mencakup sistem suspensi belakang lima tautan dan poros penggerak terintegrasi pertama di dunia, yang menggabungkan bantalan roda dengan poros penggerak untuk mengirimkan tenaga ke roda sekaligus meningkatkan kenyamanan berkendara dan stabilitas penanganan.

Paket baterai dipasang di antara as roda depan dan belakang, menjadi unit paling padat daya yang dibuat oleh Hyundai Motor Group.

Menariknya, platform E-GMP adalah platform penggerak roda belakang, artinya kendaraan masa depan yang menggunakannya akan ditawarkan dalam konfigurasi penggerak roda belakang dan semua roda.

Penggerak semua roda termasuk pemisah transmisi EV, yang dapat mengontrol koneksi antara motor tambahan dan roda depan untuk beralih antara mode penggerak roda belakang dan semua roda, serta meningkatkan efisiensi dan memberikan tingkat kinerja yang ideal tergantung pada kondisi mengemudi.

Sebagai standar, platform E-GMP menawarkan kemampuan pengisian daya 800 V dan juga memungkinkan pengisian daya 400 V tanpa perlu komponen atau adaptor tambahan.

Platform ini juga mendukung kecepatan pengisian daya hingga 350 kWh. EV berbasis platform ini dapat memiliki jangkauan hingga 500 km pada siklus pengujian WLTP.

Baterainya dapat mengisi hingga kapasitas 80 persen hanya dalam 18 menit.

Melansir Carscoops, platform baru Hyundai juga memiliki fungsi paket baterai yang dapat mengisi peralatan listrik 110 V dan 220 V lainnya, bahkan digunakan untuk mengisi daya EV lain.

Arsitektur ini akan mendukung rencana Hyundai Motor Group untuk meluncurkan 23 model listrik, termasuk 11 kendaraan listrik baterai.

Ini akan pertama kali digunakan pada Hyundai Ioniq 5 tahun ke depan dan EV mendatang dari Kia yang juga akan diluncurkan pada tahun 2021.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

UD Trucks Siapkan Kendaraan Niaga Berstandar Emisi Euro 4 untuk Pasar Indonesia

Garap Pelumas Industri, Repsol Ambisi Jadi Lima Besar Pemain Oli di Indonesia